Jumat, 11 Mei 2018

Panorama Wisata Alam Batu Jato

Merupakan salah satu obyek wisata alam dengan panorama alam yang memanjakan mata bagi siapa saja yang berkunjung ke tempat tersebut.
Lokasi tempat wisata tersebut terdapat di Desa Pantok, Kec. Nanga Taman, Kabupaten Sekadau Kalimantan Barat.
Batu jato merupakan aliran sungai Meragun yang terdapat hamparan luas bebatuan di sepanjang aliran sungai tersebut.
Adapun tarif yang harus sahabat traveler bayar yaitu sebesar 5 ribu rupiah.
Tempat obyek wisata tersebut dapat di tempuh dari pusat kota sekadau kurang lebih 2 jam perjalanan apa bila menggunakan sepeda motor.







Bagi sahabat traveler yang berkunjung ke obyek wisata ini untuk selalu dapat menjaga kebersihan lingkungan.
Sahabat pengunjung dapat melihat video di bawah ini:


Jangan lupa like, subscribenya atau komen di kolom komen youtubenya.

Senin, 12 Maret 2018

Budidaya tanaman Kakao

Teknik pembibitan kakao secara generatif

Tanaman kakao dapat diperbanyak secara generatif dan vegetatif. Namun secara umum, pembibitan kakao secara generatif lebih sering dilakukan para petani. Mungkin karena dirasa lebih praktis.

Perbanyakan generatif adalah teknik memperbanyak tanaman dengan menggunakan biji. Sedangkan perbanyakan vegetatif biasanya menggunakan setek, okulasi, cangkok atau kultur jaringan. Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan perbanyakan generatif dibanding vegetatif.

Teknik generatif lebih praktis karena benih bisa disimpan dalam waktu lama, pengiriman benih lebih fleksibel dan tanaman berdiri kokoh karena memiliki akar tunjang. Hanya saja, dengan teknik ini sifat-sifat tanaman belum tentu seragam dan bisa saja berlainan dengan tanaman induknya.

Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam pembibitan kakao menggunakan teknik perbanyakan generatif. Tahapan-tahapan tersebut antara lain penyiapan benih tanaman, penyiapan tempat pembibitan kakao, penyemaian, penyiapan media tanam, pemindahan kecambah dan pemeliharaan bibit.

Penyiapan bahan tanam

Hal pertama yang dilakukan dalam pembibitan kakao adalah penyiapan bahan tanam. Bahan tanam berupa biji dapat diperoleh dari kebun produksi atau dengan pembelian ke sumber benih terpercaya.

Untuk penyediaan bahan tanam dari kebun produksi, tanaman induk yang akan digunakan sebagai sumber benih harus memenuhi persyaratan antara lain kondisi tanaman sehat dan kuat, memiliki produktivitas tinggi, serta berumur antara 12 – 18 tahun.

Dari tanaman induk tersebut diambil buah yang sudah masak sempurna. Buah yang sudah masak ditandai dengan perubahan warna menjadi kuning untuk buah yang kulitnya hijau atau menjadi jingga untuk buah yang kulitnya merah.

Buah-buah tersebut kemudian dipecah dan diambil bijinya. Biji yang digunakan sebagai benih terletak pada bagian poros atau tengah-tengah buah. Dalam satu buah umumnya hanya digunakan 20-25 biji saja.

Biji-biji tersebut kemudian dibersihkan dari lendir (pulp) yang menempel. Caranya, campurkan serbuk gergaji atau abu gosok pada biji yang berlendir. Kemudian remas-remas dengan tangan. Setelah itu biji dicuci menggunakan air mengalir untuk kemudian diangin-anginkan hingga kering selama 1 hari. Setelah kering biji siap untuk dikecambahkan.

Bila kita tidak memiliki sumber tanaman untuk pembibitan kakao, benih bisa didapatkan dengan membeli. Kami menganjurkan untuk membeli benih di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, di Jember. Bisa dipesan secara online. Satu butir benih kakao di sana dijual seharga 500 – 750 rupiah tergantung jenis klonnya.

Penyiapan tempat pembibitan kakao

Setelah bahan tanam atau benih siap, langkah selanjutnya dalam tahapan pembibitan kakao adalah penyiapan bedengan dan naungan. Bedengan dan naungan sebaiknya dibuat di tempat yang memenuhi syarat tempat pembibitan yang baik yakni dekat dengan sumber air, tempatnya datar dan rata, dekat dari jangkauan, dan aman dari berbagai gangguan.

Bedengan persemaian dibuat dengan ukuran lebar 1,2 meter dan panjang maksimal 10 meter dengan arah membujur utara-selatan. Tanah untuk bedengan tersebut kemudian dibersihkan dari gulma dan sisa-sisa perakaran. Tanah dicangkul sedalam 30 cm untuk kemudian digemburkan, dihaluskan, dan diratakan.

Pada lapisan tanah yang sudah rata itu kemudian ditambahkan pasir setebal 5 cm. Penggunaan pasir dimaksudkan agar akar kecambah kakao lebih mudah dicabut saat pemindahan ke polibag. Agar pasir tidak longsor, tepi bedengan harus diberi dinding penahan berupa papan kayu, bambu, atau batu bata.

Bedengan dilengkapi dengan naungan untuk menghidarkan semaian dari teriknya sinar matahari atau tetesan air hujan secara langsung. Naungan dibuat dari daun kelapa, daun tebu, atau dari anyaman daun alang-alang. Naungan dibuat dengan tinggi tiang sebelah timur 1,5 meter dan di sebelah barat 1,2 meter.

Penyemaian benih

Setelah benih dan bedengan persemaian siap, tahapan pembibitan selanjutnya adalah melakukan penyemaian benih. Benih-benih kakao yang akan disemai terlebih dahulu direndam dalam larutan formalin 2,5% selama 10 menit agar jamur tidak tumbuh.

Benih kemudian diletakkan di lapisan pasir dengan posisi bagian yang rata menghadap ke bawah. Benih ditekan ke dalam lapisan pasir sehingga kira-kira sepertiga bagian benih terbenam dalam media pasir. Benih disemai secara berjajar dengan jarak 2,5 x 5 cm.

Setelah benih selesai disemai, bedengan kemudian disiram dengan air untuk kemudian ditutup dengan daun alang-alang kering yang sudah dicelupkan ke dalam larutan fungisida. Semaian benih disiram setiap bagi dan sore dan setelah 4-5 hari di persemaian, benih kakao akan mulai berkecambah dan harus segera dipindahkan ke pembibitan polibag.

Penyiapan media tanam

Setelah benih kakao berkecambah, benih harus segera dipindahkan ke polibag. Polibag yang digunakan adalah polibag yang berukuran 20 cm x 30 cm dengan tebal 0,08 mm. Polibag ini kemudian diisi dengan media tanam berupa campuran tanah top soil, pupuk kandang, dan pasir yang telah diayak dengan perbandingan 2:1:1. Pengisian media tanam dilakukan hingga 1-2 cm dari tepi batas atas polibag.

Polibag-polibag yang sudah terisi media tanam kemudian disusun di bawah naungan yang sudah disiapkan. Naungan pembibitan polibag serupa dengan naungan persemaian. Polibag disusun dengan pola segitiga sama sisi dengan jarak 60 x 60 x 60 cm. Polibag yang sudah tersusun rapi kemudian disiram air hingga jenuh.

Pemindahan kecambah

Setelah 4-5 hari di persemaian, benih-benih kakao sudah mulai berkecambah. Benih-benih ini harus segera dipindahkan ke polibag yang sudah disiapkan. Dalam kegiatan ini, seleksi terhadap kecambah perlu dilakukan untuk mendapatkan bibit yang berkualitas. Kecambah-kecambah yang akarnya bengkok, pertumbuhannya lambat, dan kecambah yang sudah tumbuh lebih dari 14 hari harus dipisahkan.

Pemindahan kecambah dilakukan dengan hati-hati agar akar tunggang tidak putus. Pengambilan kecambah dilakukan menggunakan bantuan solet bambu. Kecambah yang telah diambil kemudian ditanam dalam media tanam di polibag yang sudah dilubangi sedalam jari telunjuk. Akar tunggang kecambah sebisa mungkin diusahakan agar dapat berdiri lurus dalam lubang tersebut. Selanjutnya lubang ditutup dengan media untuk kemudian dibiarkan hingga dapat beradaptasi dengan lingkungannya yang baru.

Pemeliharaan bibit

Bibit kakao dalam polibag harus dipelihara dengan baik agar tumbuh kuat dan sehat. Kegiatan pemeliharaan bibit meliputi penyiraman, pemupukan, dan pengendalian hama penyakit.

Penyiraman mutlak perlu dilakukan agar bibit tidak mengalami kekeringan. Saat musim kemarau, penyiraman dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari, sedangkan saat musim hujan penyiraman disesuaikan dengan keadaan media tanam dalam polibag.

Pemupukan pada bibit kakao dilakukan setiap 14 hari sekali sampai bibit berumur 3 bulan. Pemupukan dilakukan dengan pupuk urea yang telah dilarutkan dalam air. Larutan pupuk urea dibuat dengan konsentrasi 1%, ini berarti dalam 1 liter larutan terkandung pupuk urea sebanyak 10 gram.Setiap bibit disiram larutan pupuk hingga 100 ml. Setelah penyiraman pupuk, bibit perlu disiram kembali menggunakan air bersih agar larutan pupuk urea yang menempel pada bagian tanaman luruh.

Pengendalian hama penyakit pada pembibitan kakao dilakukan tergantung pada kondisi serangan. Jika hama dan penyakit seperti kutu putih, aphis, kumbang kecil, atau cendawan pembusuk menyerang bibit, pengendalian dapat dilakukan dengan aplikasi insektisida sesuai dosis.

Setelah 3 bulan, bibit kakao telah memiliki minimal 18-24 helai daun, diameter batang sekitar 8 mm, dan tinggi 50 – 60 cm. Bibit ini pun sudah siap untuk ditanam di lapangan atau bisa pula diokulasi dan disambung untuk memperbaiki kualitas bibit kakao yang dihasilkan.


Referensi

Elna Karmawati, dkk. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Kakao. Pusat Penelitian dan Pengembangan PerkebunanHatta Sunanto. 1994. Cokelat, Pengolahan Hasil dan Aspek Ekonominya. Kanisius.Rijadi Subiantoro. 2009. Teknik Pembibitan Tanaman Kakao. Politeknik Negeri Lampung

Minggu, 25 Februari 2018

LOMBA SAMPAN BIDAR KABUPATEN SEKADAU 2018

Selumak atau dalam bahasa melayu Kota Sekadau merupakan kejuaraan lomba dayung perahu,
tingkat Kecamatan, Kota maupun Kabupaten.
kejuaraan lomba selumak ini mulai populer di Kabupaten Sekadau dalam beberapa tahun ini, setelah fakum beberapa tahun sebelumnya kini hadir kembali berkat semangat dan kegigihan para pemuda dan didukung oleh pemerintah setempat dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Sekadau, sekaligus mempromosikan olaraga air dan daya tarik pariwisata di Kabupaten Sekadau.










Dalam kejuaraan lomba Selumak kali ini di ikuti sebanyak 116 tim pendayung dari beberapa kabupaten yakni Kabupaten Sekadau, Saggau, dan Kapuas Hulu yang di selenggarakan di Desa Seraras, kecamatan Sekadau Hilir Kabupaten Sekadau Provinsi Kalimantan Barat, dengan Desa 
Seraras sebagai tuan rumah kejuaran selumak pada tanggal 25 Febuari 2018, dengan jarak lintasan sejauh 1002 km.
untuk memperebutkan juara I dengan total nilai 7 juta rupiah, juara II 5 juta rupiah, dan juara III 3 juta rupiah, dan juara ke-IV 2 juta rupiah, dengan biaya pendaftaran 100 ribu rupiah per-tim.

Pada kejuaraan Selumak Kali ini, tim yang menempati posisi I, yakni dari tim Lumba Kapuas dari Desa Seraras Kabupaten Sekadau, dengan membawa pulang uang tunai 7 juta rupiah.
dan posisi II di tempati oleh tim Kibas dari Desa Merapi
serta posisi ke-III di raih oleh tim Gegah Buana dari Desa Mungguk
dan di posisi Ke-IV di raih oleh tim Bujang Ningrat dari Desa Sungai Ayak.


Mari lestarikan Alam, Adat dan Budaya Nusantara
Wondeful Kalimantan Barat.
Visit Kabupaten Sekadau.

Silahkan Berikan Penilaian Anda Tentang Blog Saya Ini